Apa Hukum Suami yang Menuduh Istrinya Berzina?

ismail  
Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz (wafat 1420 H) rahimahullah

Pertanyaan:

Apa pandangan Anda terhadap suami yang menuduh istrinya berzina padahal sang istri bersih dari tuduhan itu? Alasan si suami semata-mata dia tidak melihat darah (setelah hubungan suami istri) di malam pernikahan. Sekarang si istri masih hidup bersama suaminya dalam keadaan tersiksa dengan ucapan dan kecurigaan suami. Apakah si istri boleh berpisah dengan suaminya? Apa nasehat Anda kepada kami?

Jawaban:

Jika seorang suami menuduh istri berzina, si istri bisa menuntut agar suami dikenakan hukuman hudud atas perbuatan qadzf (tuduhan zina). Yaitu berupa hukum cambuk sebanyak 80 kali. Si istri bisa meminta ke pengadilan agar suami dihukum cambuk 80 kali.

Kecuali jika si istri tidak ingin membalas dan memaafkan, Allah memberi petunjuk kepada suami, dan si suami meninggalkan ucapan keji tersebut, maka tidak mengapa.

Jika tidak demikian, si istri berhak menuntut agar si suami dihukum cambuk 80 kali, kecuali si suami bisa membuktikan perbuatan zina dengan empat saksi atau si suami mengucapkan sumpah lian di depan pengadilan.

Dan apabila si istri ingin pisah, tidak mengapa. Apabila si suami terus mencela, menyakiti perasaan, dan menuduh si istri, maka si istri berhak menggugat cerai dengan memberikan sebagian harta kepada suaminya, kemudian suaminya menceraikannya sehingga si istri bisa tenang dari (gangguan) suaminya.

Dari pertanyaan-pertanyaan musim haji tahun 1418 H. (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Asy-Syaikh Ibn Baz 22/403).

Penerjemah: Ismail
🔍 Telah dikoreksi oleh Al-Ustadz Abu ‘Utsman Kharisman hafizhahullah

ما حكم من يرمي زوجته بالزنا؟

السؤال:
ما رأي فضيلتكم بمن رمى زوجته بالزنا وهي بريئة منه؛ بمجرد أنه لم ير الدم في ليلة الزواج، وهي تعيش معه معذبة بألفاظه وشكه. هل تفارقه؟ أو بماذا تنصحونها؟

الجواب:
إذا رماها بالزنا تطالبه بحد القذف ليجلد ثمانين جلدة؛ تطلب من المحكمة أن يقام عليه الحد ثمانين جلدة، إلا أن تعفو وتصفح، ويهديه الله، ويترك الكلام البذيء، فلا بأس، وإلا لها المطالبة بأن يجلد ثمانين جلدة، إلا أن يثبت الزنا بأربعة شهود، أو يلاعن أمام المحكمة.
وإذا أرادت الفرقة فلا بأس، إذا كان يعيبها ويؤذيها ويتهمها، لها أن تطلب الطلاق، ولو تعطيه بعض المال، ويفارقها وتستريح منه[1].

من أسئلة حج عام 1418هـ، (مجموع فتاوى ومقالات الشيخ ابن باز 22/403).

Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/19651/%D9%85%D8%A7-%D8%AD%D9%83%D9%85-%D9%85%D9%86-%D9%8A%D8%B1%D9%85%D9%8A-%D8%B2%D9%88%D8%AC%D8%AA%D9%87-%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%B2%D9%86%D8%A7%C2%A0

Be the first to leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *