وقت ذبح الأضحية والعيوب التي لا تجزئ معها
🎙️ Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz (wafat 1420 H) rahimahullah
السؤال:
Pertanyaan:
عن الأضحية يسألون: متى يكبر على الذبيحة التي تذبح في العيد؟ ومتى تذبح؟ هل يصح أن تظل لمدة أسبوع أم تذبح مباشرة في ذلك اليوم، أم كيف ذلك؟
وما هي شروط الذبيحة كون بعضها كسراء، أو عوراء، أو كبيرة في سنها، ماذا في ذلك؟
أفيدونا عن هذه المواضيع، جزاكم الله خيرًا.
Mereka bertanya tentang kurban. Kapan membaca takbir pada sembelihan yang disembelih pada hari Id? Kapan waktu menyembelih? Apakah sah menyimpan binatang kurban dalam jangka waktu seminggu ataukah kurban itu disembelih langsung di hari itu? Atau bagaimana?
Apa syarat-syarat hewan sembelihan? Bagaimana kalau ada bagian tubuh hewan yang patah atau buta atau umurnya sudah tua?
Berilah kami faedah dalam masalah ini. Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
الجواب:
Jawaban:
السنة عند الذبح أن يقول: باسم الله، والله أكبر، سواءً ضحية أو للأكل، باسم الله، والله أكبر، في جميع الأوقات، يقول الذابح عند الذبح: باسم الله، والله أكبر عندما يحرك يده للذبح، هذا السنة.
Yang sunah ketika menyembelih adalah mengucapkan: Bismillāhi wallāhu akbar. Sama saja apakah sembelihan kurban atau untuk makanan. Bismillah wallahu akbar di seluruh waktu. Si penyembelih mengucapkan ketika menyembelih: Bismillahi wallahu akbar; ketika menggerakkan tangan untuk menyembelih. Ini yang sunah.
أما الضحية فتذبح في أربعة أيام، يوم العيد؛ يوم عيد النحر والأيام الثلاث التي بعدها، أربعة، الجميع أربعة على الصحيح من أقوال العلماء، كلها أيام ذبح، يوم العيد واليوم الحادي عشر والثاني عشر والثالث عشر إلى غروب الشمس، هذه الأيام الأربع كلها أيام ذبح.
Adapun hewan kurban boleh disembelih selama empat hari: hari Id yaitu hari nahar dan tiga hari setelahnya. Semuanya ada empat hari menurut yang sahih dari pendapat-pendapat ulama. Semuanya adalah hari penyembelihan. Hari Iduladha, tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah sampai matahari terbenam. Empat hari ini semuanya adalah hari-hari penyembelihan.
وأما الضحية المجزئة فقد بيَّنها النبي ﷺ، قال -عليه الصلاة والسلام-: أربعة لا تجوز في الأضاحي: العوراء البيِّن عورها، والعرجاء البيِّن ضلعها، والمريضة البيِّن مرضها، والهزيلة التي لا تنقي ليس فيها نقي، ليس فيها مخ، هزيلة ضعيفة، هذه الأربع لا تجزئ في الأضاحي، ولا في الهدايا وقت الحج، ولا في العقيقة، التي تذبح عن المولود يوم السابع، كل هذه لا تجزئ فيها،
Adapun kriteria hewan kurban yang sah sudah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau ‘alaihish shalatu was salam berkata, “Empat cacat pada hewan yang tidak sah untuk kurban: jelas-jelas buta, jelas-jelas pincang, jelas-jelas sakit, lemah yang tidak bersumsum.”1 (HR At-Tirmidzi nomor 1497, Abu Dawud nomor 2802, An-Nasa`i nomor 4369, Ibnu Majah nomor 3144)
Empat jenis ini tidak sah untuk hewan kurban, tidak pula untuk hadyu di waktu haji, atau akikah yang disembelih karena kelahiran bayi pada hari ketujuh. Semua hewan dengan sifat tersebut tidak sah untuk itu.
أربع يقول ﷺ: أربع لا تجوز في الأضاحي: العوراء البيِّن عورها أما إذا كان عورها ما هو بيِّن، في عينها شيء لكن ما هو ببيِّن لا يضر لا يمنع والعرجاء البيِّن ضلعها أما إذا كان عرجها يسير يعفى عنه المريضة البيِّن مرضها إن كان مرضها يسير ما يبيِّن يعفى عنها الهزيلة التي لا تنقي ليس فيها نقي، يعني: هزيلة ضعيفة القوة، هزيلة من جهة عدم المخ فيها،
Empat sifat hewan yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sah untuk kurban:
- Buta yang jelas. Adapun jika kebutaannya tidak jelas, ada sesuatu di matanya tidak jelas, maka tidak masalah dan tidak dilarang.
- Pincang yang jelas. Adapun hewan yang sedikit pincang, maka dimaafkan.
- Jelas-jelas sakit. Jika hanya sakit sedikit, tidak kentara, maka dimaafkan.
- Hewan yang lemah yang tidak bersumsum. Yakni lemah karena tidak ada sumsum dalam tubuhnya.
هذه الأربع لا تجزئ في الأضاحي، ولا في الهدايا في وقت الحج، ولا في العقيقة عن المولود، ولا في النذور، من نذر أن يذبح شاة أو بقرة أو نحو ذلك، لا بد أن تكون سليمة من هذه العيوب.
Keempat sifat ini tidak sah untuk hewan kurban, atau hadyu di waktu haji, atau akikah bayi, atau nazar. Siapa saja yang bernazar menyembelih seekor kambing, atau sapi, atau semisal itu, hewannya harus selamat dari cacat-cacat ini.
وهناك نوع خامس وهو العضباء التي ذهب أكثر قرنها أو أذنها، الصحيح أنها لا تجزئ؛ لأنه ثبت عن النبي ﷺ النهي عن الضحية بالعضباء، وهي التي ذهب أكثر قرنها أو أذنها، أو ذهب القرن كله والأذن كلها، هذه خامسة، والله ولي التوفيق، نعم.
Di sana ada jenis sifat kelima yaitu al-‘adhba` yang sebagian besar tanduk atau telinganya hilang. Yang sahih hewan yang demikian tidak sah karena adanya larangan yang pasti dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kurban dengan al-‘adhba`2 (HR Ahmad nomor 633, Abu Dawud nomor 2805, Ibnu Majah nomor 3145, At-Tirmidzi nomor 1504). Yaitu hewan yang sebagian besar tanduk atau telinganya telah hilang. Atau semua tanduknya hilang atau semua telinganya hilang. Ini jenis kelima.
Wallahu waliyyut-taufiq.
المقدم: جزاكم الله خيرًا.
Pembawa acara: Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Be the first to leave a comment