Hukum Bekam bagi Orang yang Saum

ismail  

حكم الاحتجام للصائم

🎙 Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz (wafat 1420 H) rahimahullah

السؤال:

هل الحجامة تفسد الصوم، أم هي منسوخة؟

Pertanyaan: Apakah bekam dapat membatalkan saum? Ataukah hal ini mansukh?

الجواب:

Jawaban:

هذا فيه خلاف بين أهل العلم، منهم من رآها تبطل الصوم لحديث أفطر الحاجم والمحجوم، ومنهم من رآها لا تفطر لحديث أنس وغيره أنه كانوا لا يكرهونها إلا من أجل الضعف.

Dalam hal ini, ada perselisihan di antara para ulama. Sebagian mereka ada yang memandang bekam membatalkan saum berdasar hadis “Orang yang membekam dan dibekam batal saumnya.”1(HR At-Tirmidzi nomor 774, Abu Dawud nomor 2371, dan Ibnu Majah nomor 1680) Sebagian mereka ada yang memandangnya tidak membatalkan saum berdasar hadis Anas dan selain beliau bahwa dahulu tidak membencinya kecuali karena dapat menyebabkan tubuh lemah.

وقد اختلف العلماء في ذلك، والمشهور أنها تفطر الصوم، وأن آخر الأمرين من النبي ﷺ أنها تفطر الصائم، ولكن الخلاف قائم فيها، والحجة من الجانبين قوية؛ فالأولى من المؤمن أن يتباعد عنها أثناء الصيام، يحتاط لدينه، ولا يحتجم إلا في الليل.

Para ulama berselisih pendapat dalam hal itu. Yang masyhur adalah bahwa bekam membatalkan saum dan bahwa ketetapan terakhir dari Nabi ﷺ tentang dua hukum bekam adalah membatalkan saum.

Bagaimanapun juga ada perselisihan dalam masalah ini. Hujah dari kedua belah pihak kuat. Sikap yang lebih utama dari seorang mukmin adalah menjauhi bekam ketika sedang saum dalam rangka berhati-hati untuk agamanya. Janganlah dia melakukan bekam kecuali di malam hari.

Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/1241/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%AD%D8%AA%D8%AC%D8%A7%D9%85-%D9%84%D9%84%D8%B5%D8%A7%D9%89%D9%85

Be the first to leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *