Balasan untuk Orang-Orang yang Sabar terhadap Penyakit dan Cara untuk Bersabar Menghadapinya

ismail  

جزاء الصابرين على المرض وكيفية الصبر عليه

🎙️ Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz (wafat 1420 H) rahimahullah

السؤال:

السائلة (ر. ع. ع) من الزلفي تقول: هل للمريض أجر إذا صبر؟ وما هي كيفية الصبر على المرض؟

Pertanyaan:

Penanya (R.A.A.) dari kota Az-Zulfi bertanya: Apakah ada pahala bagi orang yang bersabar? Bagaimana cara yang tepat untuk bersabar dalam menghadapi penyakit?

الجواب:

Jawaban:

له أجر عظيم إذا صبر واحتسب، يقول النبي ﷺ: عجبًا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير: إن أصابته ضراء صبر فكان خيرًا له، وإن أصابته سراء شكر فكان خيرًا له فالصبر كون الإنسان عند المرض لا يفعل ما يخالف الشرع: لا يشق ثوبًا، ولا ينوح، ولا يفعل ما حرمه الله، بل يصبر ويحتسب، ويتكلم بالكلام الطيب، هذا من الصبر.

Ia akan mendapatkan pahala yang besar jika ia bersabar dan mencari pahala dari Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, karena semua urusannya adalah kebaikan baginya. Jika ia ditimpa kesulitan, ia bersabar dan itu adalah kebaikan baginya. Jika ia ditimpa kemudahan, ia bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya.”1 (HR Muslim nomor 2999)

Sabar adalah sikap yang dilakukan ketika seseorang sakit, ia tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan syariat Islam: ia tidak merobek pakaiannya, ia tidak meratap, dan ia tidak melakukan apa yang dilarang Allah. Sebaliknya, ia bersabar dan mencari pahala dari Allah, dan ia berbicara dengan baik. Ini adalah bagian dari kesabaran.

أما كونه يتشكى للناس: أنا كذا، أنا كذا، هذا خلاف الصبر، لكن مجرد الخبر عن مرضه لا بأس به، كونه يخبر أنه أصابه كذا وأصابه كذا من غير شكوى للناس، أو يخبر الطبيب حتى يعالجه لا بأس، أما أن يفعل ما حرم الله من الصياح والنياحة، أو شق الثوب، أو لطم الخد، أو نتف الشعر، أو ما أشبه ذلك، هذا لا يجوز، نعم.

Adapun ia mengeluh kepada manusia: “Aku begini dan begitu, aku begini dan begitu,” ini bertentangan dengan kesabaran. Namun, sekadar melaporkan penyakitnya boleh. Melaporkan bahwa ia mengalami ini dan itu, dan ini dan itu, tanpa mengeluh kepada manusia, atau memberi tahu dokter agar ia dapat mengobatinya, tidak ada salahnya. Namun, melakukan hal-hal yang dilarang Allah, seperti berteriak dan meratap, merobek pakaian, menampar pipi, mencabut rambut, dan sebagainya, ini tidak boleh.

Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/16739/%D8%AC%D8%B2%D8%A7%D8%A1-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%A7%D8%A8%D8%B1%D9%8A%D9%86-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%B6-%D9%88%D9%83%D9%8A%D9%81%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%A8%D8%B1-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87

Be the first to leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *