الرابع: (وإذا عَطَسَ فَحَمِدَ الله فشمِّتۡهُ) العُطاس نعمةٌ من الله عز وجل؛ لأنه عبارة عن رد فعل ينشأ عن إثارة نهايات الۡأعصاب في الۡأغشية المخاطية في الۡأنف بسبب مواد عديدة، مثل الغبار والغازات والبكتريا وما شابه ذلك، فيندفع الهواء من الۡأنف، ويسمع له صوت ونتيجة لذلك يتخلَّص من العارض الذي سبب العطاس، فإذا تخلص من هذا العارض خَفَّ مرضًا.
Keempat: “Dan jika ia bersin dan memuji Allah, maka doakan rahmat untuknya.”
Bersin merupakan nikmat dari Allah—‘azza wa jalla—1Allah mencintai bersin. Dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap. Apabila ada seseorang bersin lalu memuji Allah, maka wajib bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakan rahmat untuknya. Sedangkan menguap adalah dari setan, hendaknya dia menahannya semampunya. Apabila dia bersuara ‘haa’, setan tertawa karenanya.” (HR Al-Bukhari nomor 6223)., karena merupakan refleks yang dihasilkan dari rangsangan ujung-ujung saraf di selaput lendir hidung akibat berbagai zat, seperti debu, gas, bakteri, dan sebagainya. Udara terdorong keluar dari hidung dan terdengar suara, sehingga benda asing yang menyebabkan bersin pun hilang. Jika benda asing ini hilang, maka penyakit pun berkurang.
فالزكام نوع من المرض، والمصاب بالزكام لا يُشمَّتُ بل يُدعَى له بالعافية، إذا عطس ثلاث مرات تشمِّته في الۡأولى والثانية والثالثة، وفي الرابعة تدعو له بالشفاء؛ لأنه مزكوم، هذا هو التشميت، أو التسميت بالسين، ويقولون: أصله بالسين من الدعاء له بحُسنِ السَّمۡت، وانقلبت السينُ إلى شين، وقالوا: تشميت، ومعناه أن تقول له: يرحمُكَ الله ، ولكن بشرط أن يحمد الله، فإذا حمد العاطسُ الله، وقال: الحمد لله فإنك تشمته، وإن لم يحمد الله فلا تشمته.
Pilek adalah salah satu jenis penyakit. Orang yang pilek tidak didoakan rahmat, melainkan didoakan kesembuhannya. Jika ia bersin tiga kali, maka doakanlah rahmat untuk pertama, kedua, dan ketiga kalinya. Doakanlah untuk kesembuhannya pada kali keempat, karena ia sedang pilek2Sebagaimana disebutkan dalam kitab ‘Amal Al-Yaum wal-Lailah karya Imam Ibnu As-Sunni—rahimahullah—dari hadis Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila salah seorang kalian bersin, maka hendaknya teman duduknya mendoakan rahmat untuknya. Jika dia bersin lebih dari tiga kali, maka dia sedang pilek. Tidak usah mendoakan rahmat setelah itu.” Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah nomor 1330.. Ini disebut tasymīt, atau tasmīt dengan huruf sin. Mereka berkata: asalnya dari huruf sin, yaitu berdoa agar ia memiliki penampilan yang baik. Huruf sin diubah menjadi syin, dan mereka mengucapkan tasymīt, yang artinya adalah mengucapkan: Yarḥamukallāh (Semoga Allah merahmatimu), dengan syarat orang yang bersin memuji Allah. Jadi, jika orang yang bersin memuji Allah dan berkata: Alhamdulillah, maka doakan rahmat untuknya, tetapi jika ia tidak memuji Allah, maka jangan mendoakan rahmat untuknya3Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, bab Mendoakan Rahmat untuk Orang yang Bersin dan Dibencinya Menguap nomor 2992. Di dalam Musnad Ahmad (4/412) dari hadis Abu Musa Al-Asy’ari. Beliau mengatakan: … Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila salah seorang kalian bersin lalu memuji Allah, doakan rahmat untuknya. Namun jika dia tidak memuji Allah, janganlah mendoakan rahmat untuknya.” Lihatlah: Hadits Al-Masa` karya Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz—rahimahullah—halaman 342 dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah karya Alamah Al-Albani—rahimahullah—nomor 3094..
وما مناسبة حمد الله بعد العطاس؟ ذكرنا أن العطاس نعمة من الله عز وجل للخروج العارض الغريب الذي سبّب العطاس، فهذه نعمةٌ من الله يُحمد الله عليها، فيقول: الحمدُ لله، فإذا قال: الحمد لله تشمته بقولك: يرحمك الله ، ثم هو يردُّ ويقول: يهديكم الله ويصلحُ بالكُمۡ. ما أطيب هذه الكلمات، وما أحسنها (وإذا عطس فشمّته).
Apa hubungan perbuatan memuji Allah setelah bersin? Kami telah sebutkan bahwa bersin merupakan nikmat dari Allah—‘azza wa jalla—untuk mengeluarkan benda asing yang menyebabkan bersin. Maka, ini adalah nikmat dari Allah yang patut disyukuri, sehingga seseorang mengucapkan, “Alhamdulillah.” Kemudian ketika ia mengucapkan, “Alhamdulillah,” engkau ucapkan, “Yarḥamukallāh (Semoga Allah merahmatimu).” Kemudian ia menjawab dengan mengucapkan, “Yahdīkumullāh wa yuṣliḥu bālakum (Semoga Allah membimbingmu dan memperbaiki keadaanmu).” Betapa bagus dan indahnya ucapan ini! “Dan jika ia bersin, doakan rahmat untuknya.”
Sumber: Ithaf Al-Kiram bi Syarh Kitab Al-Jami’ fil-Akhlaq wal-Adab min Bulugh Al-Maram syarah Syekh Doktor Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah
Be the first to leave a comment