Tafsir Ayat “اهدنا الصراط المستقيم” dari Surah Al-Fatihah

ismail  

﴿ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ﴾.

“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

قوله تعالى: ﴿ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ﴾: ﴿ٱلصِّرَٰطَ﴾ فيه قراءتان: بالسين: (السراط)، وبالصاد الخالصة: ﴿ٱلصِّرَٰطَ﴾؛ والمراد بـ﴿ٱلصِّرَٰطَ﴾ الطريق؛ والمراد بـ(الهداية) هداية الإرشاد، وهداية التوفيق؛ فأنت بقولك: ﴿ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ﴾ تسأل الله تعالى علمًا نافعًا، وعملًا صالحًا؛ و﴿ٱلۡمُسۡتَقِيمَ﴾؛ أي: الذي لا اعوجاج فيه.

Firman Allah taala,

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ

A-Ṣirāṭ” ada dua macam qiraah. Bisa dengan huruf sin “as-sirāṭ” dan bisa dengan huruf sad “airāṭ”. Yang dimaukan dengan “airāṭ” adalah jalan. Yang dimaukan dengan hidayah dalam ayat ini adalah hidayah al-irsyad (bimbingan) dan hidayah at-taufiq (pertolongan Allah untuk mengikuti dan mengamalkan kebaikan). Jadi dengan engkau mengucapkan “ihdinairāṭal-mustaqīm” berarti engkau meminta ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh kepada Allah taala. Kata “al-mustaqīm” berarti tidak ada kebengkokan di jalan itu.

الفوائد:

Faedah-faedah:

١ ـ من فوائد الآية: لجوء الإنسان إلى الله عز وجل بعد استعانته به على العبادة أن يهديه الصراط المستقيم؛ لأنه لابد في العبادة من إخلاص؛ يدل عليه قوله تعالى: ﴿إِيَّاكَ نَعۡبُدُ﴾؛ ومن استعانة يتقوى بها على العبادة؛ يدل عليه قوله تعالى: ﴿وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ﴾؛ ومن اتباع للشريعة؛ يدل عليه قوله تعالى: ﴿ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ﴾؛ لأن ﴿ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ﴾ هو الشريعة التي جاء بها الرسول ﷺ.

1. Di antara faedah ayat ini adalah setelah seseorang meminta tolong kepada Allah untuk melakukan ibadah, dia kembali bersandar kepada-Nya agar menunjukkan kepada jalan yang lurus. Karena ibadah harus disertai keikhlasan. Ini ditunjukkan oleh firman Allah taala,

إِيَّاكَ نَعۡبُدُ

“Hanya kepada-Mu Kami beribadah.”

Ibadah juga harus disertai pertolongan yang akan menguatkan untuk melaksanakan ibadah. Ini ditunjukkan oleh firman Allah taala,

وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ

“Dan hanya kepada-Mu Kami meminta pertolongan.”

Selain itu, ibadah juga harus mengikuti syariat. Ini ditunjukkan oleh firman Allah taala,

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Karena “jalan yang lurus” adalah syariat yang dibawa oleh Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

٢ ـ ومن فوائد الآية: بلاغة القرآن، حيث حذف حرف الجر من ﴿ٱهۡدِنَا﴾؛ والفائدة من ذلك: لأجل أن تتضمن طلب الهداية: التي هي هداية العلم، وهداية التوفيق؛ لأن الهداية تنقسم إلى قسمين: هداية علم وإرشاد؛ وهداية توفيق وعمل؛ فالأولى ليس فيها إلا مجرد الدلالة؛ والله عز وجل قد هدى بهذا المعنى جميع الناس، كما في قوله تعالى: ﴿شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ﴾ [البقرة: ١٨٥]؛ والثانية فيها التوفيق للهدى، واتباع الشريعة، كما في قوله تعالى: ﴿ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلۡمُتَّقِينَ﴾ [البقرة: ٢]؛ وهذه قد يحرمها بعض الناس، كما قال تعالى: ﴿وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيۡنَٰهُمۡ فَٱسۡتَحَبُّوا۟ ٱلۡعَمَىٰ عَلَى ٱلۡهُدَىٰ﴾ [فصلت: ١٧] ﴿فَهَدَيۡنَٰهُمۡ﴾؛ أي: بيّنا لهم الحق، ودَلَلْناهم عليه؛ ولكنهم لم يوفقوا.

2. Di antara faedah ayat ini adalah keindahan gaya bahasa Al-Qur’an, yaitu dihilangkannya huruf jarr dari kata “ihdinā”. Faedahnya adalah untuk mencakup semua permintaan hidayah, yaitu hidayah ilmu dan hidayah taufik. Karena hidayah terbagi menjadi dua bagian: hidayah ‘ilm wa irsyad (ilmu dan bimbingan) dan hidayah taufiq wa ‘amal (taufik dan amal). Jenis hidayah pertama bermakna semata-mata menunjukkan. Allah—‘azza wa jalla—telah memberi petunjuk—dengan makna ini—kepada seluruh manusia, sebagaimana dalam firman Allah taala,

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ

“Bulan Ramadan yang di bulan inilah Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia.” (QS Al-Baqarah: 185).

Jenis hidayah kedua adalah taufik untuk mengikuti petunjuk dan mengikuti syariat sebagaimana firman Allah taala,

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلۡمُتَّقِينَ

“Itu adalah Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 2).

Hidayah jenis ini terhalang dari sebagian manusia, sebagaimana firman Allah taala,

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيۡنَٰهُمۡ فَٱسۡتَحَبُّوا۟ ٱلۡعَمَىٰ عَلَى ٱلۡهُدَىٰ

“Adapun kaum Tsamud, Kami telah menunjuki mereka namun mereka lebih menyukai kebutaan daripada petunjuk.” (QS Fussilat: 17).

Fahadaināhum” artinya Kami telah menerangkan kebenaran kepada mereka dan Kami telah tunjukkan kepada mereka, akan tetapi mereka tidak mendapatkan taufik untuk mengikutinya.

٣ ـ ومن فوائد الآية: أن الصراط ينقسم إلى قسمين: مستقيم، ومعوج؛ فما كان موافقًا للحق فهو مستقيم، كما قال الله تعالى: ﴿وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسۡتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ﴾ [الأنعام: ١٥٣]؛ وما كان مخالفًا فهو معوج.

3. Di antara faedah ayat ini adalah bahwa aṣ-ṣirāṭ (jalan) terbagi menjadi dua macam: jalan yang lurus dan jalan yang bengkok. Jalan yang mencocoki kebenaran itulah jalan yang lurus, sebagaimana firman Allah taala,

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسۡتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ

“Dan bahwa ini adalah jalan-Ku yang lurus. Ikutilah jalan ini!” (QS Al-An’am: 153).

Adapun jalan yang menyelisihi kebenaran, itulah jalan yang bengkok.

Sumber: Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, surah Al-Fatihah, karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin (wafat 1421 H) rahimahullah

Be the first to leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *