Tafsir Ayat “مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ” dari Surah Al-Fatihah

ismail  

﴿مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ﴾.

“Penguasa hari pembalasan.”

قوله تعالى: ﴿مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ﴾ صفة لـ﴿لِلَّهِ﴾؛ و﴿يَوْمِ ٱلدِّينِ﴾ هو يوم القيامة؛ و﴿ٱلدِّينِ﴾ هنا بمعنى الجزاء؛ يعني أنه سبحانه وتعالى مالك لذلك اليوم الذي يجازى فيه الخلائق؛ فلا مالك غيره في ذلك اليوم؛ و (الدين) تارة يراد به الجزاء، كما في هذه الآية؛ وتارة يراد به العمل، كما في قوله تعالى: ﴿لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ﴾ [الكافرون: ٦]، ويقال: (كما تدين تُدان)؛ أي: كما تعمل تُجازى.

Firman Allah taala, “Māliki yaumid-dīn” adalah sifat untuk Allah. “Yaumid-dīn” adalah hari kiamat. “Ad-Dīn” di sini bermakna pembalasan. Artinya adalah Allah—subhanahu wa ta’ala—penguasa hari yang di waktu itu para makhluk akan diberi balasan. Tidak ada penguasa selain Dia di hari itu.

Ad-Din kadang bisa bermakna pembalasan sebagaimana dalam ayat ini. Terkadang bermakna amalan sebagaimana dalam firman Allah taala, “Bagi kalian amalan kalian dan bagiku amalanku.” (QS Al-Kafirun: 6).

Ada pula yang berkata, “Kamā tadīnu tudānu”, artinya seperti apa amalanmu, seperti itu engkau akan dibalas.

وفي قوله تعالى: ﴿مَٰلِكِ﴾ قراءة سبعية: (مَلِك)، و(الملك) أخص من (المالك).

Dalam firman Allah taala, “Mālik”, ada cara qiraah sab’ah lain, yaitu “malik (raja)”. Dan al-malik lebih khusus daripada al-mālik.

وفي الجمع بين القراءتين فائدة عظيمة؛ وهو أن ملكه جل وعلا ملك حقيقي؛ لأن من الخلق من يكون ملكًا، ولكن ليس بمالك: يسمى ملكًا اسمًا وليس له من التدبير شيء؛ ومن الناس من يكون مالكًا، ولا يكون ملكًا: كعامة الناس؛ ولكن الرب عز وجل مالك ملك.

Dengan mengumpulkan antara dua bacaan ini terdapat faedah yang sangat agung. Yaitu bahwa kekuasaan Allah—jalla wa ‘ala—adalah kekuasaan yang hakiki, karena sebagian makhluk ada yang bergelar raja, tetapi dia tidak memiliki kekuasaan. Dia dinamakan raja tetapi tidak memiliki sedikit pun pengaturan. Di antara manusia ada yang menjadi pemilik namun dia bukan raja, seperti keumuman manusia. Namun Allah—‘azza wa jalla—adalah yang Maha memiliki sekaligus menguasai.

الفوائد:

Faedah-faedah:

١ ـ من فوائد الآية: إثبات ملك الله عز وجل، وملكوته يوم الدين؛ لأن في ذلك اليوم تتلاشى جميع الملكيات، والملوك.

1. Di antara faedah ayat ini: penetapan kekuasaan Allah—‘azza wa jalla—dan kerajaan-Nya pada hari kiamat, karena pada hari itu semua kekuasaan dan kepemilikan akan hilang.

فإن قال قائل: أليس مالك يوم الدين والدنيا؟

فالجواب: بلى؛ لكن ظهور ملكوته، وملكه، وسلطانه إنما يكون في ذلك اليوم؛ لأن الله تعالى ينادي: ﴿لِّمَنِ ٱلۡمُلۡكُ ٱلۡيَوۡمَ﴾ فلا يجيب أحد؛ فيقول تعالى: ﴿لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ﴾ [غافر: ١٦]؛ في الدنيا يظهر ملوك؛ بل يظهر ملوك يعتقد شعوبهم أنه لا مالك إلا هم؛ فالشيوعيون مثلًا لا يرون أن هناك ربًّا للسموات والۡأرض؛ يرون أن الحياة: أرحام تدفع، وأرض تبلع؛ وأن ربهم هو رئيسهم.

Jika ada yang bertanya, “Bukankah Allah menguasai pada hari kebangkitan, begitu pula di dunia?”

Maka jawabannya adalah benar, namun akan tampak hakekat dan kesempurnaan kekuasaan, kepemilikan, dan kerajaan-Nya pada hari pembalasan itu. Karena Allah taala akan menyeru, “Milik siapa kekuasaan pada hari ini?” Tidak ada satupun makhluk yang menjawab. Lalu Allah taala berkata, “Hanya milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” (QS Ghafir: 16).

Di dunia ini, raja-raja muncul. Bahkan raja-raja muncul yang diyakini oleh rakyatnya bahwa tidak ada raja kecuali mereka. Contohnya, orang-orang komunis meyakini tidak ada yang menguasai dan mengatur langit dan bumi. Mereka berpandangan bahwa kehidupan adalah keluar dari rahim dan ditelan oleh bumi, sedangkan tuhan mereka adalah pemimpin mereka.

٢ ـ ومن فوائد الآية: إثبات البعث، والجزاء؛ لقوله تعالى: ﴿مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ﴾.

2. Di antara faedah ayat ini adalah penetapan adanya kebangkitan dan pembalasan, berdasarkan firman Allah taala, “Penguasa hari pembalasan.”

٣ ـ ومنها: حث الإنسان على أن يعمل لذلك اليوم الذي يُدان فيه العاملون.

3. Di antara faedah ayat ini adalah motivasi agar manusia beramal untuk hari itu, yaitu saat orang-orang yang beramal akan diberi pembalasan.

Sumber: Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, surah Al-Fatihah, karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin (wafat 1421 H) rahimahullah

Be the first to leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *