Adab Mendekat kepada Alim, Memanggilnya, dan Memulai Pembicaraan

ismail  

Syekh ‘Abdul Muhsin bin Hamad Al-‘Abbad Al-Badr hafizhahullah di dalam kitab Syarh Hadits Jibril fi Ta’lim Ad-Din berkata,

الرَّابِعَةُ: فِي هَٰذِهِ الۡقِصَّةِ أَنۡوَاعٌ مِنَ الۡأَدَبِ، مِنۡهَا اكۡتِنَافُ أَحَدِ هَٰذَيۡنِ الرَّجُلَيۡنِ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ، فَصَارَ وَاحِدٌ مِنۡهُمَا عَنۡ يَمِينِهِ، وَوَاحِدٌ عَنۡ يَسَارِهِ، وَفِي ذٰلِكَ قُرۡبُ كُلِّ وَاحِدٍ مِنۡهُمَا مِنۡهُ لِلتَّمَكُّنِ مِنۡ وَعۡيِ مَا يَقُولُهُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، وَمِنۡهَا مُخَاطَبَتُهُ بِالۡكُنۡيَةِ، وَهُوَ مِنۡ حُسۡنِ الۡأَدَبِ فِي الۡخِطَابِ، وَمِنۡهَا مُرَاعَاةُ حَقِّ الصَّاحِبِ وَعَدَمُ سَبۡقِهِ إِلَى الۡحَدِيثِ إِلَّا إِذَا فُهِمَ مِنۡهُ مَا يُشعر رِضَاهُ بِذٰلِكَ، وَلَعَلَّ يَحۡيَى بۡنَ يَعۡمَرَ رَأَى أنَّ صَاحِبَهُ سَكَتَ وَلَمۡ يَبۡدَأۡ بِالۡكَلَامِ مَعَ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ، فَفَهِمَ مِنۡهُ أَنَّهُ تَرَكَ الۡحَدِيثَ لَهُ.

Keempat: Di dalam kisah ini ada macam-macam adab.

Di antaranya adalah dua orang pria ini mengapit ‘Abdullah bin ‘Umar, sehingga salah satunya di sebelah kanan dan satu lagi di sebelah kiri. Dalam perbuatan itu menunjukkan dekatnya posisi masing-masing keduanya dari Ibnu ‘Umar agar mudah menangkap apa yang akan beliau­­—radhiyallahu ‘anhu—ucapkan.

Di antara adab dalam kisah ini adalah memanggil beliau dengan nama kunyah. Ini termasuk adab yang baik dalam berbicara.

Di antara adab dalam kisah ini adalah memperhatikan hak temannya dan tidak mendahuluinya untuk memulai pembicaraan kecuali jika dipahami ada keridaan darinya akan hal itu. Sepertinya Yahya bin Ya’mar melihat bahwa temannya diam dan tidak mulai pembicaraan dengan ‘Abdullah bin ‘Umar, sehingga beliau memahami bahwa temannya menyerahkan pembicaraan kepadanya.

Be the first to leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *